Pintu Masuk TN Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang mempunyai
berbagai macam tipe ekosistem yang tergolong utuh di Pulau Jawa.
Ekosistem yang dimiliki mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan
hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana dan hutan
tanaman.
Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo
termasuk tinggi. Diketahui lebih dari 700 jenis tumbuhan mulai dari
tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai
tipe/formasi vegetasi. Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional
ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki). Selain itu tumbuhan yang sering dijumpai yaitu ketapang (Terminalia catapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 10 jenis bambu.
Disamping kaya akan jenis-jenis flora, Taman Nasional Alas Purwo juga
kaya akan jenis-jenis fauna daratan, baik kelas mamalia, aves dan
herpetofauna (reptil dan amfibi). Ditemukan 50 jenis mamalia di Taman
Nasional Alas Purwo. Beberapa jenis mamalia yang dijumpai di kawasan
TNAP yaitu banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), ajag (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Tracypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jelarang (Ratufa bicolor), rase (Vivericula indica), linsang (Prionodon linsang), luwak (Paradoxurus hermaprhoditus), garangan (Herpestes javanicus) dan kucing hutan (Felis bengalensis).
Untuk aves ditemukan 302 jenis burung. Beberapa jenis burung yang mudah dilihat diantaranya Elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), Elang ular bido (Spilornis cheela), ayam hutan hijau (Galus varius), ayam hutan merah (Gallus gallus), kuntul kecil (Egreta garzeta), mentok rimba (Cairina scutulata), rangkong badak (Buceros rhinoceros), merak hijau (Pavo muticus), dara laut jambul (Sterna bergii) dan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris).
Herpetofauna terdiri dari kelas amfibi dan reptil. Sampai saat ini
tercatat ditemukan 63 jenis herpetofauna yang terdiri 15 jenis amfibi
dan 48 jenis reptil. Diantara jenis yang ditemukan terdapat 6 jenis
reptil yang dilindungi yaitu penyu lekang/ abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), biawak abu-abu (Varanus nebulosus) dan ular sanca bodo (Python molurus).
Terdapat banyak lokasi obyek dan daya tarik wisata di dalam taman
nasional, diantaranya beberapa pantai yang unik dan potensial seperti
ombak yang cocok untuk olah raga surfing, pantai tempat
peneluran penyu, pantai yang berpasir putih, terumbu karang serta laguna
yang dipenuhi burung migran pada musim-musim tertentu.
Plengkung yang berada di bagian selatan Taman Nasional Alas Purwo
telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land.
Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak olahraga selancar air
tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G. Ataupun letak
Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis yang
terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk empat lokasi
terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan
dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan.
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna
budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas
Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang
menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan
taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang
melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan
dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo)
terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat
upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap
jangka waktu 210 hari.
sumber : tnalaspurwo.org
Banteng dan Merak
Goa Istana
Peta TN Alas Purwo
No comments:
Post a Comment